SINTANG – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Jeffray Edward mendukung pengalokasian Dana Desa (DD) guna mendokumentasikan adat budaya leluhur, seperti Gawai Dayak.
Hal itu menurutnya juga penting, agar masyarakat dapat mempertahankan kearifan lokal masyarakat setempat. Dengan begitu kearifan lokal tetap terjaga hingga ke anak cucu nanti.
“Sudah sepantasnya masyarakat menjaga budaya leluhur. Apalagi di era yang modern ini, sudah banyak budaya-budaya luar yang masuk, sehingga dapat mengikis budaya leluhur kearifan lokal,” ujar Jeffray Edward beberapa waktu lalu.
Jangan sampai kata Politisi Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) ini, budaya leluhur ditelan oleh zaman karena tidak lagi dilaksanakan. Maka dari itu, dirinya mendukung penuh kalau DD bisa juga dialokasikan untuk dokumentasi adat budaya leluhur tersebut.
“Jangan sampai budaya leluhur kita ditelan oleh zaman, makanya kita harus perjuangan, salah satunya dengan rutin menggelar kegiatan budaya ini. Agar budaya kita dapat bersaing dan tetap terjaga hingga ke anak cucu kita kelak,” jelasnya.
Mengapa harus tetap dipertahankan, karena menurut Jeffray, budaya-budaya leluhur kearifan lokal ini juga sangat bernilai positif sekali bagi masyarakat. di dalamnya mengatur kehidupan sesama manusia, manusia dengan alam dan lain sebagainya. Maka dari itu perlu dipertahankan.
“Pada intinya kita juga mendorong agar DD bisa juga dialokasikan untuk dokumentasi adat budaya leluhur kita, seperti Gawai Dayak dan lainnya ini. Semua itu kita harapkan agar budaya kita dapat dipertahankan sampai nantinya,” terangnya.
Hanya saja kata Jeffray harus mengikuti aturan yang ada, jagan sampai menyalahi aturan dalam penggunaan DD tersebut. Karena ada aturan-aturan yang berlaku dalam penggunaan DD tersebut.
“Jangan sampai aturan itu tidak diperhatikan, nanti menjadi masalah ke depan. Pada intinya kita dukung DD ini bisa dialokasikan untuk dokumentasi budaya leluhur, asalkan tetap mengikuti aturan yang ada. Siapa lagi yang bisa mempertahankan budaya leluhur, kalau bukan kita,” pungkasnya. (*)